Pagar Rumah Maju Ke Jalan

Saya hidup di perumahan KPR, berbagi tembok dengan tetangga. Pastinya hangat dan mesra, meski tak jarang ada saja perbincangan yang kurang berkenan. Ah,.. sekedar romantika. Selebihnya, enjoy aja menikmati keseharian saya.

Pada masa awal perumahan belum penuh penghuninya, dan rata-rata usia rumahtangga penghuninya masih relatif muda, lingkungan tertata asri dan nyaman dilihat. Tapi, dengan meningkatnya usia pernikahan yang sudah barang tentu diikuti dengan banyaknya anak-anak yang dilahirkan, mulailah satu dua dan hampir seluruh rumah dibangun dan ditinggikan. Apadaya, ... kebutuhan tempat tinggal tak sepadan dengan lahan yang disediakan.

Kemudian, satu dua warga membeli kendaraan roda empat. Diikuti pula oleh warga-warga yang lain. Sekali lagi, itu juga karena kebutuhan. Namun, ironisnya carport tak memadai untuk parkir kendaraannya, sehingga terpaksa pintu pagar pun dibongkar. Akhirnya, pintu pagar dipaksa untuk maju. Jika hanya sebatas garis selokan, mungkin tak begitu mengganggu. Tapi, kini bahu jalan pun tertembok dan tergembok oleh pagar yang dipaksakan ini. Sungguh tidak elok dan tidak nyaman dipandang.

Banyak orang bertanya kepada saya, bukankah itu tidak diperbolehkan? Mengingat bahu jalan bukanlah milik pribadi yang bebas digunakan.

Bahkan ada yang mempertanyakan, tak takutkah mereka pada hisab amalan, ketika mempergunakan tanah yang bukan haknya? Karena terlanjur terekam di tengah masyarakat, bahwa barangsiapa yang menguasai tanah/lahan yang bukan menjadi haknya, maka mereka akan terlaknati nanti ketika kematiannya. Wallohu a'lam.

Kebetulan kalau di lingkungan saya, orang-orang yang seenaknya memakai lahan yang bukan haknya adalah orang-orang yang masyarakat nilai mereka mengerti kaidah agama. Ada seorang ketua DKM, ada seorang ustadz yang di segani, dan banyak yang memiliki pendidikan tinggi. Tapi, rata-rata mereka berpenghasilan lebih, setidaknya dilihat dari apa yang telah mereka miliki.

Sebenarnya, adakah aturan tersendiri yang mengatur masalah seperti ini ? Mengingat jika dibiarkan, tata bangunan benar-benar semrawut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Sosbud Selengkapnya

Belanja di App banyak untungnya:

Belanja di App banyak untungnya: